Senin, 06 Juni 2011

gedung bersejarah disurabaya





Museum Mpu Tantular(dulu)
Museum Mpu Tantular berlokasi di Jl. Taman Mayangkara berseberangan dengan pintu masuk Kebun Binatang, sebuah etnographik dan archeologi museum. Berisi koleksi dari masa prasejarah, batu pusaka, dan masa Majapahit, China, Annamase, Keramik Majapahit, tokoh-tokoh wayang, foto Kota Surabaya masa lalu, alat-alat pembuatan batik kuno, mata uang, pahatan kayu, dan teknologi kelautan sekitar tahun 1893. Buka setiap hari pk. 08.00 - 14.00.
Museum Loka Jala Crana
Berlokasi di Morokrembangan Kompleks Angkatan Laut Indonesia sebelah selatan pelabuhan. Museum ini memperagakan peralatan Armada Laut, sebuah koleksi dari planetarium, atronavigadium, penelitian planetarium, dan peralatan perang Angkatan Laut.
Tugu Pahlawan
Tragedi pada tanggal 10 November 1945 dalam episode sejarah yang lalu membuat Surabaya terkenal sebagai kota Pahlawan. Itu merupakan salah satu alasan mengapa Tugu Pahlawan dibangun. Walaupun banyak patung-patung pahlawan di Surabaya, yang satu ini paling penting. Tugu Pahlawan berdiri bagai sebuah roket yang menjulang ke bulan di Taman Kebonrojo berseberangan dengan Kantor Gubernur Jawa Timur di Jl. Pahlawan. Tugu Pahlawan bukanlah suatu benda seni atau mungkin dekorasi, bukan pula sesuatu yang istimewa, akan tetapi dirancang dengan arsitektur yang sederhana namun kokoh. Monumen ini menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November. Dimana pada tahun 1945 para pahlawan gugur dalam perang kemerdekaan.
Monumen Wira Surya
Pada tanggal 28 - 30 Oktober 1945, disekitar Jembatan dan Kebun Binatang terjadi pertempuran antara pejuang Surabaya yang berusaha menahan tentara Sekutu di bawah pimpinan Brig. Jendral Mallaby hingga mengakibatkan banyak pejuang Indonesia yang gugur.
Jembatan Merah
Di sekitar jembatan merah inilah terjadi pertempuran yang paling seru di pulau Jawa. Pertempuran Surabaya ini mulai berkobar pada tanggal 10 November 1945, tidak sampai tanggal tiga bulan setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di Jakarta dan di dalam pertempuran Jembatan Merah inilah Brig. Jend. Mallaby tewas. Tidak jauh dari jembatan ini terdapat perkampungan China (China Town), suatu daerah yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan yang berkonstruksi khas China. Daerah ini merupakan pusat perdagangan yang paling padat.

Gedung Nasional Indonesia
Sejak berdirinya pada zaman Belanda, menjadi Pusat Pergerakan Nasional. 25-27 Agustus 1945 di Gedung ini dibentuk Komite Nasional Indonesia dan BKR. Pada tanggal 21 Sept, 1945 gedung ini digunakan mempersiapkan rapat samodra bersejarah untuk menentang larangan Kempetai. Disini terdapat makam Budi Utomo bersama Dr. Wahidin Sudirohusodo. Atas jasanya beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia.
Gedung DPRD I Jawa Timur
Gedung ini bukanlah bangunan lama akan tetapi merupakan Gedung dengan arsitektur tradisional Jawa Timur yang merupakan perpaduan antara Joglo dengan arsitektur modern. Pintu gerbangnya seperti candi Bentar yang berarti selamat datang kepada semua orang yang datang ke tempat tersebut.



Gedung Don Bosco
Dahulu adalah tempat penyimpanan senjata Pemerintah Jepang yang terbesar di Surabaya. Pada Tanggal 1 Oktober 1945 gedung Arsenaldi bawah pimpinan Mayor Harimoto ini di kepung pejuang Indonesia sepanjang malam. Setelah gedung inidisrahkan kepada Pemerintah Indonesia, para pejuang membagikan senjata yang ada di dalamnya kepada pejuang lainnya. Gedung kemudian dibuat Markas Genie Pelajar pimpinan Hasanuddin Pasopati
Gedung ST. Louis
Dahulu bernama St. Louis Coen Boulevard 7. Markas polisi Istimewa di bawah pimpinan M. Yasin. Tanggal 21 Agustus 1945 di tempat ini para anggota Polisi Istimewa menurunkan bendera Jepang Hinomaru dan menggantinya dengan bendera Indonesia.
Senjata yang ada di tempat ini direbut, hingga Polisi Istimewa menjadi Kesatuan bersenjata yang pertama pada masa merdeka.

Gedung Internatio
Dahulu bernama Internatio Willamplein. Seetlah pasukan Brig.Jend. Mallaby berhasil mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak pada tanggal 25 Oktober 1945, gedung ini dikuasai oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 28-30 Oktober 1945 gedung ini di kepung oleh pejuang-pejuang Indonesia. Sewaktu berusaha menghentikan tembak menembak tersebut Brig.Jenderal Mallaby tewas terbakar di mobilnya.
Gedung Bank Niaga(sekarang Bank Mandiri)
Dahulu adalah milik perusahaan dagang Belanda LINDETEVES. Sewaktu pemerintahan jepang gedung ini di pakai oleh KITAHAMA BUTAI Jepang sebagai bengkel unutk memperbaiki, menyimpan senjata berat dan kendaraan perang. Gedung ini terkenal dengan nama gedung Glinding Tipis. Dalam pertempuran tahun 1945 gedung ini berhasil direbut pejuang-pejuang Indonesia sehingga pejuang-pejuang etrsebut memiliki/memperoleh meriam ringan, kendaraan panser dan kendaraan tank.
Gedung Siola
Gedung ini dahulu bernama WHITE LAIDLAW. Dari atas gedung ini dahulu para pejuang Surabaya menahan serangan Sekutu yang datang dari Utara. Akibat pertempuran yang sengit antara pejuang Indonesia dengan pasukan Sekutu, maka pada tanggal 10 November 1945 gedung telah terbakar habis, dibumi hanguskan oleh pejuang-pejuang Surabaya.
Hotel Mojopahit
Ini dahulu bernama LMS, Orange Hotel, Yamato, Hotel Hoteru dan menjadi pusat kegiatan orang Eropa dan Belanda unutk mengembalikan kekuasaan Belanda di Surabaya. Pada tanggal 19 September 1945 di Hotel ini terjadi INSIDEN BENDERA yaitu perobekan warna biru bendera Belanda oleh Pemuda- pemuda Indonesia agar menjadi bender Merah Putih yaitu bendera Republik Indonesia. Peristiwa ini terjadi diakibatkan sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Pluegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru dipuncak sebelah kanan Hotel. Dalam peristiwa tersebut mengakibatkan terbunuhnya Mr. Pluegman.
Rumah Sakit Darmo
Ini dahulu dipakai Jepang sebagai Kamp Interniran Anak-anak dan Wanita. Setelah pasukan Sekutu dating Ke Surabaya, kapm ini diambil alih oelh Let. Kol. Rendall. Pada tanggal 27 Oktober 1945 gedung ini menjadi pusat pertahanan pasukan Brig. Jen. A.W.S. Mallaby dan di depan gedung inilah insiden pertama meletus antara pasukan A.W.S. Mallaby dengan pejuang Indonesia.
Gedung Santa Maria
Gedung ini dahulu adalah gedung Sekolah Menengah Tinggi dan Gedung ini adalah tempat pembentukan BKR pelajar di bawah pimpinan MASIMAM. Perkembangan selanjutnya BKR Pelajar dirubah menjadi TRIP.


Makam Wage Rudolf Supratman
Beliau dilahirkan 9 Maret 1903. Semasa hidupnya beliau mencipta lagu-lagu guna menggugah bangsa Indonesia untuk segera memperoleh cita-citanya yaitu Indonesia Merdeka. W.R. Supratman adalah pencipta lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Disamping itu beliau juga pencipta lagu terkenal lainnya seperti: Ibu Kita Kartini, Di Timur Matahari, Bangunlah wahai kawan dan Matahari terbit. Atas jasanya kepada negara beliau dianugerahi bintang Maha Putra Anumerta III.


Gedung Juang DHD 1945
Gedung ini berlokasi di Jalan May.Jend.Sungkono, mempertunjukan perkembangan dan kemajuan Angkatan Bersenjata Indonesia dan perjuangan untuk kemerdekaan bangsa. Sebuah koleksi Siklorama, diarana, auditorium dan gedung juang. Buka setiap hari pukul 08.00-12.00 WIB.
Monumen bambu Runcing
Monumen ini melambangkan semangat arek-arek Surabaya dalam berjuang melawan penjajah Belanda dengan senjata seadanya, yaitu sebilah bambu yang ujungnya dipotong runcing bagai sebilah tombak.
Monumen Soerjo
Monumen ini merupakan monumen Patung Gubernur Soerjo, yaitu Gubernur Jawa Timur Pertama ayng gugu akibat pemberontakan PKI di Madiun 1948. Monumen ini terletak di Komplek Taman Apsari Jalan Pemuda di depan Gedung Negara Grahadi.
Monumen Jenderal Sudirman
Patung besar Jenderal Sudirman terletak di Jl. Yos Sudarso, menghadap ke selatan. Jenderal Sudirman adalah seorang pemimpin militer pada masa perang (1945-1949) dan pengabdiannya pada negara membangkitkan kenangan di seluruh negeri. Oleh karena itu hampir di seluruh kota di Indonesia ada nama Jalan Jenderal Sudirman.
Gedung Grahadi
Gedung Grahadi adalah Gedung nnegara yang di pergunakan sebagai Rumah Kediaman dan Gedung Pertempuan Gubernur Jawa Timur. Melihat gedung ini mengingatkan kita pada arsitektur masa kolonialis Belanda. Gedung ini dibangun pada tahun 1795 pada masa Residan Dirk Van Hogendorps (1794-1798). Pada mulanya gedung ini menghadap ke Kalimas, sehinga pada sore hari penghuninya sambil minum-minum the dapat melihat perahu-perahu yang menelusuri kali tersebut. Perahu-perahu itu juga dimanfaatkan sebagai sarana transportasi, mereka dating dan pergi dengan naik perahu. Pada tahun 1802 gedung ini yang semula menghadap ke Utara, diubah letaknya menghadap ke selatan seperti yang dapat kita lihat sekarang.
Kantor Gubernur
Dahulu Gedung ini merupakan pusat kegitan Pemerintah sejak zaman Hindia Belanda, Jepang dan masa Proklamasi. Gedung ini pada bulan Oktober 1945 pernah dijadikan tempat perundingan Presiden Soekarno dengan Jenderal Hawhorn untuk mendamaikan pertempuran yang terjadi antara pasukan sekutu dengan pemuda-pemuda Surabaya. Dan dari gedung inilah pada tanggal 9 November 1945 jm 23.00 Gubernur Suryo memutuskan menolak Ultimatum Jend. Mansergh yang berisikan agar pejuang-pejuang Surabaya menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu, sehingga terjadilah peristiwa pertempuran pada tanggal 10 November 1945.



Balai Kota
Kantor Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya terletak di areal Taman Surya. Gedung yang luas ini dibangun pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Pemerintah Indonesia telah membangun sebuah Balai Kota dengan arsitektur yang lebih modern, yang letajnya berseberangan dengan bangunan lama itu sendiri sekarang digunakan oleh Dewan Legislatif Daerah.
Gedung PTP XI
Dahulu gedung ini adalah gedung HVA (Haandels Vereeniging Amsterdam) Comidies Straat. Tanggal 1 Oktober 1945 gedung ini dijadikan sebagai Markas Angkatan Darat Jepang di Jawa Timur dibawah pimpinan Jend. IWABE, Setelah gedung ini dikepung oleh pejuang-pejuang Indonesia, Drg Mustopo menggertak Jend. IWAPE (Komandan Tentara Jepang) untuk menyerahkan kekuasaannya. Akhirnya dijadikan markas BKR Jawa Timur dibawah Drg. Mustopo.